TETAPLAH BERBUAT BAIK MESKI KITA TIDAK DIPERLAKUKAN BAIK

Dalam penjalanan hidup kita akan selalu ada berbagai kisah baik canda, tawa, tangis dan air mata mengisi di antara lipatan cerita. Jalan kita sesuai dengan ketentuan-Nya. Tentu dari setiap penggal cerita pernah kita berbuat baik, tapi dibalas dengan tidak baik oleh orang lain. Bagaimana kita bereaksi kadang menjadi hal yang ditunggu mereka, yaitu, apakah kita akan tetap baik atau kita akan melakukan keburukan sebagaimana reaksi dari orang tersebut?

Muslim yang baik dan cinta akan Robb-nya tentunya tidak akan memperdulikan reaksi dari orang yang berbuat keburukan terhadap dirinya. Fokuskan saja kepada diri kita sendiri untuk tetap melakukan kebaikan. Ingatlah balasan dari kebaikan tersebut adalah surga. Kita hidup hanya dari hari ke hari yang pendek menuju hari yang panjang semata-mata untuk beramal hanya kepada Allah Ta’ala. 

Dalam Surat Yunus ayat 26, Allah berfirman, “Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya. Dan muka mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak (pula) kehinaan. Mereka itulah penghuni surga, mereka kekal di dalamnya.” 

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, “Engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihat-Nya. Jika engkau tak melihat-Nya, (yakinlah) bahwa Dia (Allah) menyaksikanmu.(HR. Bukhâri dan Muslim).

Kenikmatan yang paling utama dan tertinggi, yaitu melihat wajah Allah Subhanahu Wa Ta’ala Yang Mahamulia. Itu merupakan anugerah tambahan yang lebih agung dari seluruh yang mereka dapatkan. Allah Ta’ala berfirman, “Dan orang-orang yang mengerjakan kejahatan, (mendapat) balasan yang setimpal dan mereka ditutupi kehinaan. Tidak ada bagi mereka seorang perlindungan-pun dari (adzab) Allah, seakan-akan muka mereka ditutupi dengan kepingan-kepingan malam yang gelap gulita. Mereka itulah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. ( QS. Yûnus 10:27)

Kita harus mengakui bahwa Allah Ta’ala adalah Dzat yang menciptakan segala perbuatan hamba, baik gerakan,  diam, dan keinginannya. Maka segala sesuatu yang dikehendaki Allah pasti terjadi, sehingga tidak ada satu pun kejadian di alam semesta terjadi tanpa izin dari-Nya. Bila seseorang menzolimi kita, maka janganlah melihat tindakan  mereka, agar kita bisa terbebas dari kedongkolan dan kegelisahan. Hendaknya kita mengetahui bahwa terdapat pahala bila kita memaafkan dan bersabar terhadap tindakan orang lain yang menyakiti kita. Allah ta’ala berfirman dalam Surat Asy-Syura ayat 40, “Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa,maka barang siapa yang memaafkan dan berbuat baik, maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim.”

Kita harus mengetahui bahwa bila memaafkan dan berbuat baik, maka itu akan menjadi penyebab hati kita selamat dari berbagai kedengkian, kebencian, dan akan terbebas dari keinginan untuk melakukan balas dendam dan berbuat jahat kepada yang menzolimi kita. Sehingga, kita akan memperoleh kenikmatan memaafkan yang justru akan menambah kelezatan dan manfaat yang berlipat-lipat, hal tersebut akan dirasakan sekarang dan nanti di masa yang akan datang.

Dengan kita berbuat kebaikan, maka diri kita menjadi pribadi yang dicintai Allah. Kondisi yang dialaminya layaknya seorang yang kecurian 1 juta namun dia malah menerima ganti 10 juta rupiah. Dengan demikian, dia akan merasa sangat gembira atas karunia Allah yang diberikan kepadanya melebihi kegembiraan yang pernah dia rasakan.

Sedangkan, bila kita sibuk ingin melampiaskan dendam, maka waktu akan terbuang sia-sia dan hati pun akan terpecah (tidak dapat konsentrasi untuk hal yang bermanfaat lainnya). Berbagai manfaat akan luput dari genggamannya. Seperti yang kita ketahui bahwa balas dendam hanya bentuk pelampiasan hawa nafsu semata,  maka, akan timbul keburukan atau musibah yang lebih berbahaya dari orang yang menzolimi kita. 

Apabila Allah membersamai seorang, maka segala bentuk gangguan dan bahaya yang tidak satu pun dapat menolaknya akan tertolak darinya. Oleh sebab itu, hendaklah ia bersabar karena kesabaran merupakan sebagian dari iman. Kezaliman yang diderita akan menjadi sebab terhapusnya dosa atau mengangkat derajat kita. Kesabaran dan pemaafan merupakan pasukan terkuat yang akan membantu kita dalam menghadapi sang musuh. Dengan harapan hati sang musuh akan tersadar  bahwa kedudukan pihak yang terzalimi berada di atasnya dan dirinya telah menuai keuntungan dari kezaliman yang dilakukannya. Apabila seorang memaafkan merupakan suatu kebaikan yang akan melahirkan bebagai kebaikan yang lain sehingga kebaikan tersebut akan senantiasa bertambah. (CAH)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *