Oleh: Mariyani
Islam telah menetapkan adab dalam setiap pembicaraan yang keluar dari muslimah, baik yang ditujukan kepada laki-Laki maupun perempuan. Sama halnya tulisan ada juga adab dalam menetapkan tulisan, karena apa yang dituliskan sama halnya dengan apa yang diucapkan. Namun harus disadari pula bahwa betapa banyak orang yang tergelincir karena lidahnya, akibat ketidakmampuan pemilik lidah menjaganya ucapan dan kata-kata yang keluar dari lidah tersebut. Karena itu sangatlah urgen dalam kehidupan seorang muslimah memahami bahaya dari lisan sebagaimana juga memahami akan manfaat lisan tersebut.
Rasulullah SAW berpesan kepada kita semua yaitu :
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَالْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ
“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari kiamat hendaklah berkata yang baik atau diam.”
Pesan ini menekankan tentang pentingnya menjaga tutur kata seperti tidak mengucapkan hal yang buruk dan menyakiti hati, karena bertutur sembarang tanpa dipikirkan lebih dahulu akan membawa kepada krisis lain yaitu permusuhan, kekacauan bahkan pertumpahan darah. Maka dengan menjaga lidah dan tutur kata serta tulisan yang keluar dari pikiran kita dapat dipastikan akan terjalinnya kehidupan yang tentram, damai dan sejahtera di tengah masyarakat sepanjang masa. Dalam konteks inilah Rasulullah SAW berpesan supaya menjaga lidah dan tingkah laku agar tidak mengganggu dan melampaui batas atau menyentuh hak dan muruah (wibawa) orang lain.
Sama halnya dalam membuat tulisan, seorang muslimah yang berakhlak akan mampu menempatkan diri dalam bersosial media. Menuliskan sesuatu hal seharusnya selalu dipikirkan baik buruknya, karena setiap tulisan yang kita buat menggambarkan kepribadian sebagai seorang muslimah. Tulisan yang sering mengghibah, akan mencerminkan diri yang sering mengghibah dalam berinterkasi sosial di masyarakat.
Terkadang kita tidak menyadari dalam pergaulan atau aktivitas sehari-hari, kadang kala kita bisa saja mampu menjaga adab dalam berbicara sebagaimana dalam islam telah disampaikan tentang bahaya lisan itu sendiri. Namun terkadang kita kurang mengontrol jari kita untuk menuliskan atau minimal membuat status terhadap sesuatu yang bertentangan dengan islam. Misalnya adanya adu domba atau hasud di dalamnya, cacian atau menyebutkan hal yang membikin malu atau kejelekan yang diceritakan untuk ditertawakan. Padahal apa yang kita tuliskan menunjukan akhlak kita. Dengan terbiasa terhadap hal yang buruk, maka kita akan bertingkah laku buruk juga. Seorang muslimah semestinya mampu menempatkan perkataan dan tulisan yang baik dan berakhlak, menjaga mulut agar tidak kemasukan barang haram, menjaga mulut agar tidak mengeluarkan kata-kata yang tidak seharusnya dikatakan serta menjaga pikiran dan anggota tubuh lainnya untuk tidak menuliskan hal-hal yang buruk pula. Sebab letak keselamanatan manusia, dunia dan akhiratnya itu terletak pada kemampuannya untuk menjaga hal tersebut di atas. Wahai muslimah sholehah, jadilah pribadi yang berkarakter dan berakhlak, sehingga menyelamatkan kita dari bahaya dosa besar akibat perkataan atau tulisan yang kita buat.

